Selasa, 04 September 2012

Matinya Multi Level Marketing, Munculnya Social Network Marketing

Apakah anda pebisnis MLM (multi level marketing)? Atau pernah menekuni MLM dalam 3-4 tahun terakhir?

Bila YA, maka tentunya anda tidak asing dgn hal2 sbb:


1. Semakin hari semakin sulit untuk membuat janji temu (utk presentasi bisnis one-on-one), maupun untuk mengajak calon prospek ke pertemuan bisnis.

Keadaan yg cukup "mudah" (itu pun utk org2 tertentu) hanyalah dirasakan dalam kurun 3-6 bulan pertama. Setelah itu, tampaknya perkembangan jaringan tersendat. Padahal secara teori (dan "menurut kata upline"), seharusnya semakin pesat. Banyak hal yg menyebabkan ini, terutama di kota2 besar yg rentan dgn kemacetan dan jam kerja yg makin panjang. Ekonomi dunia yg masih dalam krisis, sedikit banyak berpengaruh terhadap kekuatan ekonomi nasional, yg menyebabkan penurunan omset sedikit demi sedikit. Dgn demikian, org2 harus "bekerja lebih" utk mempertahankan omset maupun profit usaha. Waktu luang dan "pikiran luang" semakin langka. Hal ini diperparah dgn kondisi transportasi di kota2 besar, dimana semakin merampok waktu produktif kita.

2. Bagi anda yg sudah "terlanjur" memiliki jaringan yg cukup besar di bisnis MLM, dalam 3-4 tahun terakhir malah menampakkan tanda2 penyusutan, baik dalam jumlah org maupun dari jumlah omset yg dihasilkan.

Hal ini tidak terlepas dari butir nomor 1 di atas. Bila "org2 yg baru" di bisnis MLM, hanya merasakan "waktu efektif" sekitar 3-6 bulan saja, maka hal itu akan berakibat pada "upline2 di atas mereka". Seperti efek bola salju, tapi terbalik, dari bawah menggulung ke atas. Akhirnya perlahan tapi pasti, keseluruhan "pohon bisnis MLM" terancam roboh.

3. Produk2 MLM makin sulit bersaing dgn produk2 "konvensional".

Hal pertama tentu dari segi harga. Faktanya: produk2 MLM "tidak pernah lebih murah" daripada produk2 konvensional yg bisa dibeli di tempat umum. Tentu saja secara umum, harga yg lebih mahal dibarengi dengan kualitas yg lebih baik dari produk2 MLM tsb. Tetapi tentu hanya sebagian kecil org yg siap membeli "yg lebih mahal demi kualitas yg lebih baik". Apalagi saat ini produsen2 umum juga gencar meningkatkan kualitas produk mereka (karena mereka bersaing antar mereka sendiri) dan tentunya didukung oleh iklan2 di media masa (yg tidak bisa diikuti oleh MLM). Hal2 ini menciptakan "pull marketing" yg luar biasa. Sementara MLM hanya bisa mengandalkan "push marketing" saja (yg kadang membuat sebagian org merasa tidak nyaman).

4. Faktor "alergi MLM" di masyarakat semakin besar.

Banyak hal yg menyebabkannya. Tetapi menurut saya, yg paling bertanggung jawab adalah pemerintah. Pemerintah di sini benar2 tidak tegas (bahkan tidak tahu/peduli) terhadap maraknya penipuan yg berkedok bisnis MLM. Tidak ada perangkat hukum yg jelas, tidak ada tindakan proaktif pemerintah. Dari APLI (asosiasi penjualan langsung) pun tidak ada tindakan yg berdampak nyata di masyarakat. Jadi sebagai pebisnis MLM, anda seakan2 dibiarkan pergi ke medan perang sendirian. Tidak heran, banyak yg "langsung tewas seketika" sebelum mulai perang
.
peluang usaha

1 komentar:

  1. @ BALIEKA PROPERTY
    http://balipropertyandlandforsale.blogspot.com
    property,land,villa,house for sale in bali lombok indonesia
    081916221854 / 0361 7879 004

    BalasHapus

silakan berkomentar dengan menggunakan hati nurani dan tidak mengandung SARA, SEX dan POLITIK