Matinya Multi Level Marketing, Munculnya Social Network Marketing
Apakah anda pebisnis MLM (multi level marketing)? Atau pernah menekuni MLM dalam 3-4 tahun terakhir?
Bila YA, maka tentunya anda tidak asing dgn hal2 sbb:
1. Semakin hari semakin sulit untuk membuat janji temu (utk presentasi
bisnis one-on-one), maupun untuk mengajak calon prospek ke pertemuan
bisnis.
Keadaan yg cukup "mudah" (itu pun utk org2 tertentu)
hanyalah dirasakan dalam kurun 3-6 bulan pertama. Setelah itu, tampaknya
perkembangan jaringan tersendat. Padahal secara teori (dan "menurut
kata upline"), seharusnya semakin pesat. Banyak hal yg menyebabkan ini,
terutama di kota2 besar yg rentan dgn kemacetan dan jam kerja yg makin
panjang. Ekonomi dunia yg masih dalam krisis, sedikit banyak berpengaruh
terhadap kekuatan ekonomi nasional, yg menyebabkan penurunan omset
sedikit demi sedikit. Dgn demikian, org2 harus "bekerja lebih" utk
mempertahankan omset maupun profit usaha. Waktu luang dan "pikiran
luang" semakin langka. Hal ini diperparah dgn kondisi transportasi di
kota2 besar, dimana semakin merampok waktu produktif kita.
2.
Bagi anda yg sudah "terlanjur" memiliki jaringan yg cukup besar di
bisnis MLM, dalam 3-4 tahun terakhir malah menampakkan tanda2
penyusutan, baik dalam jumlah org maupun dari jumlah omset yg
dihasilkan.
Hal ini tidak terlepas dari butir nomor 1 di atas. Bila
"org2 yg baru" di bisnis MLM, hanya merasakan "waktu efektif" sekitar
3-6 bulan saja, maka hal itu akan berakibat pada "upline2 di atas
mereka". Seperti efek bola salju, tapi terbalik, dari bawah menggulung
ke atas. Akhirnya perlahan tapi pasti, keseluruhan "pohon bisnis MLM"
terancam roboh.
3. Produk2 MLM makin sulit bersaing dgn produk2 "konvensional".
Hal pertama tentu dari segi harga. Faktanya: produk2 MLM "tidak pernah
lebih murah" daripada produk2 konvensional yg bisa dibeli di tempat
umum. Tentu saja secara umum, harga yg lebih mahal dibarengi dengan
kualitas yg lebih baik dari produk2 MLM tsb. Tetapi tentu hanya sebagian
kecil org yg siap membeli "yg lebih mahal demi kualitas yg lebih baik".
Apalagi saat ini produsen2 umum juga gencar meningkatkan kualitas
produk mereka (karena mereka bersaing antar mereka sendiri) dan tentunya
didukung oleh iklan2 di media masa (yg tidak bisa diikuti oleh MLM).
Hal2 ini menciptakan "pull marketing" yg luar biasa. Sementara MLM hanya
bisa mengandalkan "push marketing" saja (yg kadang membuat sebagian org
merasa tidak nyaman).
4. Faktor "alergi MLM" di masyarakat semakin besar.
Banyak hal yg menyebabkannya. Tetapi menurut saya, yg paling
bertanggung jawab adalah pemerintah. Pemerintah di sini benar2 tidak
tegas (bahkan tidak tahu/peduli) terhadap maraknya penipuan yg berkedok
bisnis MLM. Tidak ada perangkat hukum yg jelas, tidak ada tindakan
proaktif pemerintah. Dari APLI (asosiasi penjualan langsung) pun tidak
ada tindakan yg berdampak nyata di masyarakat. Jadi sebagai pebisnis
MLM, anda seakan2 dibiarkan pergi ke medan perang sendirian. Tidak
heran, banyak yg "langsung tewas seketika" sebelum mulai perang.
@ BALIEKA PROPERTY
BalasHapushttp://balipropertyandlandforsale.blogspot.com
property,land,villa,house for sale in bali lombok indonesia
081916221854 / 0361 7879 004